Jumat, 06 Juni 2014

ETIKA DAN NORMA KONVERSASI DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN

                                                             MAKALAH

                                        Disusun sebagai salah satu tugas mandiri
                                        mata diklat Bahasa Indonesia
                                        Tahun Ajaran 2013/2014



                                                                   OLEH :
                                                   Wulan Adriana Kojongian
                                                   XI-I/KEPERAWATAN 

 
 
                                              SMK DHARMA BHAKTI TOMOHON






PENDAHULUAN

Etika dan Norma konversasi perlu bagi seorang perawat. Hal itu disebabkan pentingnya percakapan pada waktu berinteraksi dengan pasien. Etika dan norma konversasi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada waktu memberikan tindakan kepada pasien. Hal ini juga dapat mempengaruhi kesehatan pasien. Etika dan norma konversasi juga dapat menjadi patokan dalam keperawatan, misalnya pada waktu bercakap-cakap dengan pasien, perawat harus menggunakan percakapan yang sesuai dengan etika atau sesuai dengan aturan agar supaya pasien dapat mengerti atau memahami maksud dan tujuan yang akan dilakukan.

Etika dan norma konversasi dapat juga mempengaruhi berhasilnya suatu tindakan atau penyembuhan dari pasien. Dengan mengetahui etika yaitu pengetahuan yang baik dan yang buruk kita dapat berpikir mana yang harus kita lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sedangakan norma yaitu aturan atau kebiasaan. Etika dan norma harus berjalan sama-sama. Jadi norma konversasi yaitu kebiasan bercakap yang baik dengan ditinjau dari keperawatan.

PEMBAHASAN ETIKA KEPERAWATAN

Pengertian Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral. Etika atau Ethics berasal dari kata Yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan, perilaku atau karakter.

Menurut kamus Webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik buruk, kewajiban, dan tanggung jawab.

Moral, berasal dari kata Latin yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar prilaku” dan “nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat dimana ia tinggal. Etiket atau adat merupakan suatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu kebiasaan didalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.

Etika kesehatan merupakan penerapan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan/pelayanan kesehatan masyarakat. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik.

Tujuan etika keperawatan menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat. Kepercayaan diantara sesama perawat dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan. Menurut American Ethich Commision Bureau On Teaching, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu :

1. Mengenal dan mengidentisifikasi unsur moral dalam praktek keperawatan
2  Membentuk strategi atau cara menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktek keperawatan
3  Menghubungkan praktek moral/pelajaran yang baik dan dipertanggung jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.

Menurut National League For Nursing (NLN) pusat pendidikan keperawatan milik Perhimpunan Perawat Amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan :

1 Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim
2.Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas, keputusan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.
3.Mengembangkan sifat pribadi dan sikap professional peserta didik
4.Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktek keperawatan professional
5.Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika keperawatan dalam praktek dan dalam situasi nyata.

Konsep moral dalam praktek keperawatan

Advokasi.

Arti advokasi menurut ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun”.

Advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawatan secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan nasibnya sendiri.  Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apapun yang dibuat pasien. Memberi informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai yang dibutuhkan pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan non aksi.

Akuntabilitas

Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktek keperawatan, kode etik dan undang-undang dibenarkan atau absah. Loyalitas adalah merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal-balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain secara nilai dan tujuan sendiri.

Hubungan profesional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama. Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi perlu diperhatikan sebagai berikut :

1.Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus bijaksana bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional
2 Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan berbagai persoalan yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit harus didiskusikan dengan umum.
3.Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan.
4. Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota profesi. Perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada profesi dengan berperilaku secara tepat pada saat bertugas.

Permasalahan etika keperawatan, Bandman dan Bandman (1990) secara umum menjelaskan bahwa permasalahan etika keperawatan pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :

1. Kuantitas Melawan Kuantitas Hidup. Contoh masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang yang dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8 hari. Dalam keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan tentang posisi apakah yang dimilikinya dalam menentukan keputusan secara moral. Sebenarnya perawat berada pada posisi permasalahan kuantitas melawan kuantitas hidup, karena keluaga pasien menanyakan apakah selang-selang yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh dapat mempertahankan pasien untuk tetap hidup.

2. Kebebasan Melawan Penanganan dan Pencegahan Bahaya. Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat pada permasalahan upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan pasien.

3. Berkata secara jujur melawan berkata bohong. Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah apakah ia akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam, karena diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan hal tersebut pada orang lain.

4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi dan ideologi. Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat ke dokter.

5. Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba. Contoh masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk mengatasi nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada daun tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukulkan dibagian tubuh yang sakit.

Etika dalam Percakapan Percakapan merupakan unsur penting dalam hubungan sesama manusia, nilai suatu percakapan akan mempengaruhi suasana dan kelanjutan dari suatu hubungan. Dalam menciptakan suatu percakapan yang menyenangkan diperlukan seni tersendiri dan hal inipun memerlukan etika tersendiri.

Communication Field terdiri dari :
   1. Facial Expression.
   2. Body Position.
   3. Good ( Clear ) Voice.

Sikap Pokok Yang Harus Dimiliki Pada Saat Berbicara
1. Mutual Respect (Saling Menghargai)
2. Speak Up (Berbicara Dengan Terang Dan Jelas)
3. Careful Listening (Mendengar Dengan Sungguh-Sungguh)
4. Communication Ability (Kemampuan Berkomunikasi)
5. Positive Thinking (Berpikir Positif)

Sikap pada waktu bicara hendaknya sopan:
1. Jangan sambil mengunyah permen karet
2. Jangan menggaruk-garuk badan atau kepala
3. Jangan bertolak pinggang atau tangan di saku
4. Jangan tetap duduk jika seseorang datang mengajak kita berbicara, sedangkan orang itu tetap berdiri (tentu tergantung siapa orangnya).
5. Tataplah wajah lawan bicara kita
6. Janganlah berbicara dengan rokok di mulut
7. Bila sedang duduk dengan sikap yang santai sekali, dan seorang yang lebih tua datang, duduk disebelah kita dan mengajak bicara, hendaknya sikap duduk diperbaiki.
8. Jangan terus menerus bicara sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain.

Apabila berbicara dengan orang lain, yang harus diperhatikan ialah:
1. Volume suara, keras atau lembut disesuaikan dengan situasi
2. Kecepatan berbicara
3. Tinggi rendahnya nada suara, jangan cempreng atau melengking
4. Nada suara hendaknya mengandung keramahan
5. Pilihlah kata yang sopan

Dalam melakukan pembicaraan (conversation):
1. Jika baru berkenalan jangan membicarakan agama, politik atau hal-hal yang sifatnya sangat pribadi.
2. Jangan memonopoli pembicaraan
3. Bila ingin mengundurkan diri, carilah alasan yang dapat diterima
4. Jangan terlalu memperhatikan apa yang dikenakan oleh lawan bicara kita
5. Ucapkanlah kata-kata dengan jelas dan terang, bila kita kurang menangkap apa yang dikatakan oleh lawan bicara kita jangan menggunakan hata “ha” atau “apa” melainkan gunakan maaf…..bisa diulang atau dibantu.

Cara dan gaya bahasa berbicara dengan baik antara lain:
1. Berbicara cukup perlahan
2. Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah
3. Berbicara bersemangat
4. Berbicara ada tekanan tertentu

Seseorang menjadi pendengar yang efektif:
1. Berhentilah bicara karena seseorang tidak akan dapat mendengarkan dengan baik pada waktu ia bicara
2. Timbulnya suasana yang memungkinkan orang yang berbicara melakukannya dalam suasana bebas tanpa diliputi oleh rasa takut.
3. Tunjukkan kepada orang yang sedang bicara bahwa anda ingin mendengarkan hal-hal yang ingin disampaikannya.
4. Tumbuhnya rasa empati
5. Bersikap sabar-jangan melakukan interupsi dalam bentuk apapun
6. Pendengar hendaknya jangan emosional
7. Pendengar sebaiknya mengajukan pertanyaan, misalnya untuk kejelasan yang sekaligus berarti ia adalah seorang pendengar yang betul-betul menaruh minat pada hal yang sedang dibicarakan

Aspek Legal Etik Perawat

1. Respect for autonomi (penentuan pilihan). Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari keunikan individu secara holistik. Setiap individu harus memiliki kebebasan untuk memilih rencana mereka sendiri
2. Beneficience (do good). Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan baik,yaitu, mengimplemtasikan tindakan yang menguntungkan klien dan keluarga
3. Non-malefisience (tidak membahayakan klien). Tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik keperawatan
4. Justice (perlakuan adil). Prinsip keadilan menuntut perlakuan terhadap orang lain yang adil dan memberikan apa yang menjadi kebutuhanan klien
5. Fidelity (Setia). Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa perawat harus memegang janji yang dibuatnya kepadaklien
6. Veracity (Kebenaran). Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Prinsip mengatakan yang sebenarnya mengarahkan praktisi untuk menghindari melakukan kebohongan pada klien atau menipu klien,


PENUTUP

Kesimpulan Etika dan Norma Konversasi dalam perspektif keperawatan merupakan unsur penting karena dengan mempunyai etika kita dapat melakukan percakapan dengan baik,yang dapat membantu penyembuhan pasien. Dapat dilihat dari komunikasi therapeutik yaitu komunikasi yang dapat membantu penyembuhan pasien,komunikasi verbal yaitu komunikasi dengan kata-kata dan komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar