Disusun sebagai salah satu tugas mandiri
mata diklat Bahasa Indonesia
Tahun Ajaran 2013/2014
OLEH :
Wulan Adriana Kojongian
XI-I/KEPERAWATAN
SMK DHARMA BHAKTI TOMOHON
PENDAHULUAN
Etika dan
Norma konversasi perlu bagi seorang perawat. Hal itu disebabkan pentingnya
percakapan pada waktu berinteraksi dengan pasien. Etika dan norma konversasi
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada waktu memberikan
tindakan kepada pasien. Hal ini juga dapat mempengaruhi kesehatan pasien. Etika
dan norma konversasi juga dapat menjadi patokan dalam keperawatan, misalnya
pada waktu bercakap-cakap dengan pasien, perawat harus menggunakan percakapan
yang sesuai dengan etika atau sesuai dengan aturan agar supaya pasien dapat
mengerti atau memahami maksud dan tujuan yang akan dilakukan.
Etika dan
norma konversasi dapat juga mempengaruhi berhasilnya suatu tindakan atau
penyembuhan dari pasien. Dengan mengetahui etika yaitu pengetahuan yang baik
dan yang buruk kita dapat berpikir mana yang harus kita lakukan dan mana yang
tidak boleh dilakukan. Sedangakan norma yaitu aturan atau kebiasaan. Etika dan
norma harus berjalan sama-sama. Jadi norma konversasi yaitu kebiasan bercakap
yang baik dengan ditinjau dari keperawatan.
PEMBAHASAN ETIKA
KEPERAWATAN
Pengertian
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral. Etika atau Ethics berasal dari kata Yunani, yaitu
etos yang artinya adat, kebiasaan, perilaku atau karakter.
Menurut
kamus Webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik
dan buruk secara moral. Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika adalah
ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup
didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik buruk, kewajiban, dan tanggung
jawab.
Moral,
berasal dari kata Latin yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Moral adalah
perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar prilaku” dan
“nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat
dimana ia tinggal. Etiket atau adat merupakan suatu yang dikenal, diketahui,
diulang, serta menjadi suatu kebiasaan didalam suatu masyarakat, baik berupa
kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.
Etika
kesehatan merupakan penerapan nilai etika terhadap bidang
pemeliharaan/pelayanan kesehatan masyarakat. Etika keperawatan dapat diartikan
sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak dan
martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang
unik.
Tujuan etika
keperawatan menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat.
Kepercayaan diantara sesama perawat dan kepercayaan masyarakat kepada profesi
keperawatan. Menurut American Ethich
Commision Bureau On Teaching, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu
:
1. Mengenal
dan mengidentisifikasi unsur moral dalam praktek keperawatan
2 Membentuk strategi atau cara menganalisis
masalah moral yang terjadi dalam praktek keperawatan
3 Menghubungkan praktek moral/pelajaran yang
baik dan dipertanggung jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan
kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.
Menurut National League For Nursing (NLN) pusat
pendidikan keperawatan milik Perhimpunan Perawat Amerika, pendidikan etika
keperawatan bertujuan :
1
Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan
lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim
2.Mengembangkan
potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas, keputusan tentang baik
dan buruk yang akan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan sesuai dengan
kepercayaannya.
3.Mengembangkan
sifat pribadi dan sikap professional peserta didik
4.Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktek keperawatan
professional
5.Memberi
kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika keperawatan
dalam praktek dan dalam situasi nyata.
Konsep moral dalam praktek
keperawatan
Advokasi.
Arti
advokasi menurut ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanan kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun”.
Advokasi
merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan
perawatan secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan nasibnya
sendiri. Pada dasarnya peran perawat
sebagai advokat pasien adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepada
pasien atas keputusan apapun yang dibuat pasien. Memberi informasi berarti
menyediakan penjelasan atau informasi sesuai yang dibutuhkan pasien. Memberi
bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan non aksi.
Akuntabilitas
Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktek keperawatan, kode etik dan undang-undang dibenarkan atau absah. Loyalitas adalah merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal-balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain secara nilai dan tujuan sendiri.
Hubungan
profesional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji,
menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan
bersama. Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan
dengan pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh
setiap perawat baik loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun
profesi perlu diperhatikan sebagai berikut :
1.Masalah
pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus bijaksana
bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional
2 Perawat
harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan berbagai persoalan
yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit harus
didiskusikan dengan umum.
3.Perawat
harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan dalam
melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat
kepada tenaga kesehatan.
4. Pandangan
masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota
profesi. Perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada profesi dengan
berperilaku secara tepat pada saat bertugas.
Permasalahan
etika keperawatan, Bandman dan Bandman (1990) secara umum menjelaskan bahwa
permasalahan etika keperawatan pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :
1. Kuantitas
Melawan Kuantitas Hidup. Contoh masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk
melepas semua selang yang dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang
telah koma selama 8 hari. Dalam keadaan seperti ini, perawat menghadapi
permasalahan tentang posisi apakah yang dimilikinya dalam menentukan keputusan
secara moral. Sebenarnya perawat berada pada posisi permasalahan kuantitas
melawan kuantitas hidup, karena keluaga pasien menanyakan apakah selang-selang
yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh dapat mempertahankan pasien untuk
tetap hidup.
2. Kebebasan
Melawan Penanganan dan Pencegahan Bahaya. Contoh masalahnya : seorang pasien
berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk pengaman sewaktu berjalan.
Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat pada permasalahan
upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan pasien.
3. Berkata
secara jujur melawan berkata bohong. Contoh masalahnya : seorang perawat yang
mendapati teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam posisi ini, perawat
tersebut berada pada masalah apakah ia akan mengatakan hal ini secara terbuka
atau diam, karena diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan
hal tersebut pada orang lain.
4. Keinginan
terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi
dan ideologi. Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa
daripada berobat ke dokter.
5. Terapi
ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba. Contoh
masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk
mengatasi nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada
daun tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri
bila dipukul-pukulkan dibagian tubuh yang sakit.
Etika dalam
Percakapan Percakapan merupakan unsur penting dalam hubungan sesama manusia,
nilai suatu percakapan akan mempengaruhi suasana dan kelanjutan dari suatu
hubungan. Dalam menciptakan suatu percakapan yang menyenangkan diperlukan seni
tersendiri dan hal inipun memerlukan etika tersendiri.
Communication Field terdiri dari :
1. Facial
Expression.
2. Body
Position.
3. Good
( Clear ) Voice.
Sikap Pokok
Yang Harus Dimiliki Pada Saat Berbicara
1. Mutual Respect (Saling Menghargai)
2. Speak Up (Berbicara Dengan Terang Dan
Jelas)
3. Careful Listening (Mendengar Dengan
Sungguh-Sungguh)
4. Communication Ability (Kemampuan
Berkomunikasi)
5. Positive Thinking (Berpikir Positif)
Sikap pada
waktu bicara hendaknya sopan:
1. Jangan
sambil mengunyah permen karet
2. Jangan
menggaruk-garuk badan atau kepala
3. Jangan
bertolak pinggang atau tangan di saku
4. Jangan
tetap duduk jika seseorang datang mengajak kita berbicara, sedangkan orang itu
tetap berdiri (tentu tergantung siapa orangnya).
5. Tataplah
wajah lawan bicara kita
6. Janganlah
berbicara dengan rokok di mulut
7. Bila
sedang duduk dengan sikap yang santai sekali, dan seorang yang lebih tua
datang, duduk disebelah kita dan mengajak bicara, hendaknya sikap duduk
diperbaiki.
8. Jangan
terus menerus bicara sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain.
Apabila
berbicara dengan orang lain, yang harus diperhatikan ialah:
1. Volume
suara, keras atau lembut disesuaikan dengan situasi
2. Kecepatan
berbicara
3. Tinggi
rendahnya nada suara, jangan cempreng atau melengking
4. Nada
suara hendaknya mengandung keramahan
5. Pilihlah
kata yang sopan
Dalam
melakukan pembicaraan (conversation):
1. Jika baru
berkenalan jangan membicarakan agama, politik atau hal-hal yang sifatnya sangat
pribadi.
2. Jangan
memonopoli pembicaraan
3. Bila
ingin mengundurkan diri, carilah alasan yang dapat diterima
4. Jangan
terlalu memperhatikan apa yang dikenakan oleh lawan bicara kita
5.
Ucapkanlah kata-kata dengan jelas dan terang, bila kita kurang menangkap apa
yang dikatakan oleh lawan bicara kita jangan menggunakan hata “ha” atau “apa”
melainkan gunakan maaf…..bisa diulang atau dibantu.
Cara dan
gaya bahasa berbicara dengan baik antara lain:
1. Berbicara
cukup perlahan
2. Tidak
terlalu keras dan tidak terlalu lemah
3. Berbicara
bersemangat
4. Berbicara
ada tekanan tertentu
Seseorang
menjadi pendengar yang efektif:
1.
Berhentilah bicara karena seseorang tidak akan dapat mendengarkan dengan baik
pada waktu ia bicara
2. Timbulnya
suasana yang memungkinkan orang yang berbicara melakukannya dalam suasana bebas
tanpa diliputi oleh rasa takut.
3. Tunjukkan
kepada orang yang sedang bicara bahwa anda ingin mendengarkan hal-hal yang
ingin disampaikannya.
4. Tumbuhnya
rasa empati
5. Bersikap
sabar-jangan melakukan interupsi dalam bentuk apapun
6. Pendengar
hendaknya jangan emosional
7. Pendengar
sebaiknya mengajukan pertanyaan, misalnya untuk kejelasan yang sekaligus
berarti ia adalah seorang pendengar yang betul-betul menaruh minat pada hal
yang sedang dibicarakan
Aspek Legal Etik
Perawat
1. Respect for autonomi (penentuan
pilihan). Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari keunikan
individu secara holistik. Setiap individu harus memiliki kebebasan untuk memilih
rencana mereka sendiri
2. Beneficience (do good). Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki
kewajiban untuk melakukan dengan baik,yaitu, mengimplemtasikan tindakan yang
menguntungkan klien dan keluarga
3. Non-malefisience (tidak membahayakan
klien). Tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi kliennya.
Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik keperawatan
4. Justice (perlakuan adil). Prinsip
keadilan menuntut perlakuan terhadap orang lain yang adil dan memberikan apa
yang menjadi kebutuhanan klien
5. Fidelity (Setia). Prinsip kesetiaan
menyatakan bahwa perawat harus memegang janji yang dibuatnya kepadaklien
6. Veracity (Kebenaran). Veracity mengacu
pada mengatakan kebenaran. Prinsip mengatakan yang sebenarnya mengarahkan
praktisi untuk menghindari melakukan kebohongan pada klien atau menipu klien,
PENUTUP
Kesimpulan
Etika dan Norma Konversasi dalam perspektif keperawatan merupakan unsur penting
karena dengan mempunyai etika kita dapat melakukan percakapan dengan baik,yang
dapat membantu penyembuhan pasien. Dapat dilihat dari komunikasi therapeutik
yaitu komunikasi yang dapat membantu penyembuhan pasien,komunikasi verbal yaitu
komunikasi dengan kata-kata dan komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh.